Sumber Gambar Pixabay |
Malam itu, saya asyik menemani anak belajar sembari mendengarkan adik saya cerita. Katanya bosan makan makanan di luar. Laahhh, saya malah pingin makan di luar sekali-kali, wkwkwk. Usut punya usut ternyata sang istri tidak sempat memasak. Dimaklumi, ipar saya adalah wanita karier. Kerja sebagai pegawai BUMN membuatnya sangat sibuk sampai akhirnya tidak sempat masak. Belum lagi mengurus dua anak balita. Sungguh merepotkan!
Saya menasihati adik saya agar memaklumi kesibukan istrinya. Tapi adik saya berkilah. Menurutnya, kondisi saya dan istrinya sama saja. Sama-sama bekerja. Tapi kenapa saya sempat masak tiap hari. Padahal, saya juga tidak setiap saat sempat memasak. Apalagi kalau ada pekerjaan yang mendadak dan mendesak dikerjakan, pasti akan membeli lauk jadi juga.
Menurut saya, sebagai ibu rumah
tangga sekaligus ibu bekerja, bisa masak adalah sesuatu yang penting. Walaupun
yang dimasak hanya masakan yang sederhana saja. Yang penting keluarga suka. Itu
saja. Jadi tidak perlu jago masak seperti chef terkenal kan? Tapi kalau
mau memperdalam skill memasak tentu banyak cara yang bisa dilakukan. Resep
bertebaran di mana-mana. Bisa tanya ke saudara atau teman. Bahkan melihat resep di Youtube terasa lebih gampang.
Jadi, kenapa saya mengharuskan
diri saya bisa masak? Pastinya banyak hal yang menjadi alasan saya. Menghemat
anggaran belanja dapur adalah salah satunya. Bayangkan dengan anggota keluarga
empat orang, makan tiga kali sehari pasti butuh uang yang banyak untuk membeli
makanan siap saji di luar. Memasak bisa menghemat uang yang kita punya. Dan
satu kali memasak bisa dua sampai tiga kali makan. Lumayan kan? Walaupun saya
harus rela berburu waktu ketika pagi hari sebelum berangkat kerja.
Cukup mudah sebenarnya. Tapi
masalah bisa muncul ketika anak-anak nggak mood dengan masakan
yang sudah saya masak. Padahal biasanya suka. Yahh namanya juga anak-anak ya
kadang berubah-ubah seleranya. Dan kadang berbeda selera dengan saudaranya yang
lain. Itu yang bikin pusing. Padahal waktu di pagi hari sangat mepet. Belum
lagi siap-siap untuk pergi ke kantor dan lain-lain.
Untuk mengatasi hal tersebut
biasanya saya ngobrol dulu bareng anak-anak pada malam sebelumnya. Mereka akan
menetukan list dan menunggu kesanggupan saya. Disitu akan terjadi
tawar-menawar. Apalagi kalau bahannya tidak tersedia maka saya akan minta
keringanan, hehehe. Dengan begitu kesepakatan akan tercapai. Minimal pagi-pagi
bisa mengurangi drama masalah masak-memasak.
Selain itu, dengan memasak sendiri
kita bisa menakar kebutuhan jumlah asupan makanan untuk anggota keluarga.
Disesuaikan dengan kebiasaan makan dan kesukaan keluarga. Jadi tidak ada makanan
yang mubazir. Pernah dengar kan, kalau di Indonesia ini banyak sekali sampah
makanan yang berasal dari rumah tangga? Berdasarkan data Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat bahwa sampah sisa makanan Indonesia mencapai 46,35 juta ton dalam skala
nasional pada tahun 2021. Banyak sekali, ya.
Nah, kita tidak mau kan kalau
sampah makanan terus menumpuk? Kita bisa memulainya dari rumah sendiri. Saya
misalnya, dalam hal berbelanja bahan
pangan saya akan menyesuaikan dengan menu masakan yang sudah direncanakan. Beli
sesuai kebutuhan, tidak berlebihan. Belanjanya pun di pasar tradisional, lebih
murah dan segar. Biasanya saya juga selalu menaruh bahan pangan di food container dan menyimpannya di
kulkas. Sayuran dan bahan lainnya akan lebih awet dan tidak mudah busuk.
Segala persiapan yang saya lakukan
tersebut, membuat saya lebih mudah memasak. menghemat waktu, tenaga dan uang. Di
hari libur Sabtu dan Minggu, biasanya saya akan mencoba resep-resep baru. Dan
sesekali membuat cemilan. Kalau anak-anak dan suami suka, masakan tersebut akan
menjadi list di pekan berikutnya. Itu kalau tidak sibuk atau mager, hehehe..
Ternyata tidak sulit. Aktivitas memasak adalah sesuatu yang harus dibiasakan, kalau mau bisa masak. Seperti peribahasa yang mengatakan "Alah bisa karena biasa." Kalau kita biasa memasak maka keahlian akan bertambah seiring waktu dan jenis masakan pun pasti akan lebih beragam. Ingat pepatah, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Dimana ada usaha pasti ada hasil. Yakinlah, bahwa keahlian memasak akan membuat hidup kita sebagai ibu rumah tangga menjadi lebih mudah dan berkah. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar