Kamis, 29 Desember 2022

Distraksi dalam Bekerja

Mamuju, 29 Desember 2022
18.45

Hari ini saya tidak ke kantor karena ada pekerjaan yang harus saya selesaikan menggunakan jaringan internet. WiFi di kantor sedang bermasalah.

Mungkin mengerjakan pekerjaan kantor di rumah lebih menyenangkan. Tidak perlu keluar rumah atau menghabiskan uang untuk jajan. Tapi tidak bagi saya. Mengerjakan pekerjaan kantor di rumah justru lebih lambat diselesaikan.

Saya adalah orang yang kadang gampang sekali terdistraksi oleh keadaan. Faktor dari anak juga sangat berpengaruh. Menurut mereka kalau ibunya di rumah itu artinya sedang libur bekerja. Seperti tadi siang, Salsa merengek lagi karena telur dadar yang saya buat ada daun bawangnya. Dan minta digoreng kan lagi tanpa daun bawang. Padahal saya sedang asyik di depan laptop.

Alhasil saya harus ke dapur. Daripada anak tidak makan lebih baik saya mengalah sedikit. Setelah selesai saya kembali ke depan laptop. Belum lama fokus, saya kembali menerima telepon dari teman kantor. Awalnya membahas pekerjaan ujung-ujungnya malah curhat karena tidak bisa pergi libur akhir tahun 😂

Untung saja saya cepat sadar, kalau ada hal penting yang harus saya kerjakan. Segera saja saya mengakhiri telepon dengan teman. Semenit kemudian saya kembali fokus membuat daftar evaluasi kegiatan.

Sesekali Salsa mengintip dari balik pintu memastikan saya sedang bekerja bukan main hp 😂 Saya memberi isyarat agar Salsa tidak mengganggu.
Alhamdulillah kurang lebih dua jam pekerjaan saya tuntas.

Setelah itu saya menuju lemari dan memutar kunci laci. Ya, saya mengambil ponsel dari persembunyian nya 😅
Terpaksa ponsel saya singkirkan karena benda inilah yang membuat saya tidak berhenti membuka notifikasi.

Menurut saya, ternyata menyembunyikan ponsel dari penglihatan cukup efektif jika ingin fokus bekerja. Pekerjaan rampung, hati pun tenang 😀

Senin, 19 Desember 2022

Mana yang Betul, Seledri atau Daun sop?

Mamuju, 17 Desember 2022
13.33

Tadi pagi, seperti biasa di akhir pekan saya menyempatkan pergi ke pasar. Membeli bahan pangan di dapur yang mulai habis. Mulai dari telur, ikan, tempe tahu, sayuran sampai bumbu aromatik lainnya. 

Tapi ada sesuatu yang membuat saya agak sedikit kesal tadi pagi.

Pada saat sudah selesai belanja, saya lupa belum membeli daun seledri. Akhirnya saya masuk kembali ke dalam pasar. Saya berhenti dan memilih daun seledri di meja sudut yang masih tampak segar. "Bu, beli daun seledri, 2000 aja Bu" si ibu tampak diam kemudian menjawab, "Yg mana itu?" suaranya agak ketus. "Ini, 2000 aja Bu" ulang saya sambil menyentuh seledri. "Daun sop itu, bukan apa tadi kita bilang?" Tadi menjawab ketus sekarang ngegas. Saya mengeluh dalam hati. "Daun seledri. Nama lainnya daun sop." kataku kemudian. "Bilang maki saja daun sop, jangan nama aneh-aneh kita kasihkan."

Auto kaget. Mimpi apa ya semalam, pagi-pagi sudah kena semprot ibu penjual 🥴🥴🥴

Penyebutan daun sop memang sudah lumrah. Saya pun dulu menyebutnya daun sop. Tapi sejak pernah ditegur oleh seseorang yang katanya, "Masa orang pertanian bilang daun sop?" Akhirnya saya mengubah kebiasaan penyebutan menjadi daun seledri 😅
Jadi ini bukan nama aneh-aneh ya Bu. Tapi nama aslinya daun sop 😀

Daripada saya bilang mau beli Apium graveolens ??? Ibu bakalan buka kamus bahasa ilmiah lho 😅😂😂

Dahh lahh 😄😄

Instalasi Hidroponik #Ramadhan Journey

Instalasi Hidroponik milik kak Ama di Kabupaten Majene Tiga hari yang lalu, sebelum pulang ke Mamuju, saya menyempatkan berkunju...