Cendawan Trichoderma sp. dalam media beras
Cendawan Trichoderma sp. merupakan salah satu agens hayati yang dikembangkan di Laboratorium Agens Hayati (LAH) Mamuju UPTD BPTPH Provinsi Sulawesi Barat. Cendawan Trichoderma sp. memiliki ciri morfologi yang menonjol yaitu koloni masih muda berwarna putih, kemudian menjadi hijau muda atau hijau tua. Warna tergantung dari spesies dan umur koloni.Trichoderma sp. berperan sebagai biofungisida yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa cendawan penyebab penyakit tanaman seperti Fusarium oxysporum (penyakit layu pada tanaman pisang), Rhizoctonia solani (penyakit hawar), Rigidiforus lignosus dan Sclerotium rollfsii.
Selain itu juga berfungsi sebagai biodekomposer yang dapat mendekomposisi limbah organik. Cendawan tersebut mengendalikan penyakit tanaman dengan cara menghambat timbulnya racun dari cendawan yang dapat menyebabkan tanaman sakit. Mekanisme antagonistik terjadi melalui kompetisi, antibiosis dan hiperparasitisme. Bebarapa spesies yang berperan sebagai agens hayati diantaranya adalah T. harzianum, T. viridae dan T. konigii.
Perbanyakan Trichoderma sp. sangat mudah dilakukan, bahkan telah dikembangkan di tingkat petani yang tergabung dalam kelompok PPAH (Pos Pengembangan Agens Hayati) dan Klinik Tanaman yang tersebar di 6 Kabupaten.Hanya saja untuk mendapatkan isolat cendawan Trichoderma murni harus melalui proses eksplorasi, isolasi dan identifikasi yang dilakukan oleh tenaga ahli di Laboratorium Agens Hayati.Perbanyakan Trichoderma sp. juga dipraktikkan oleh mahasiswa KKN Universitas Tomakaka sejak tanggal 11 Februari 2022. Alhamdulillah, hasil perbanyakan menunjukkan miselia cendawan berkembang dengan sangat baik dan berwarna hijau.Perbanyakan Trichoderma sp. secara sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan media padat yaitu beras. Biakan ini diinkubasi selama 10-14 hari dalam ruang bersih dengan suhu sejuk. Media padat yang telah ditutupi miselia berwarna hijau siap digunakan untuk aplikasi. Apabila tidak langsung digunakan dapat disimpan dalam lemari pendingin.Selain itu, Trichoderma sp. juga dapat dicampur dengan pupuk kompos (Trichokompos). Perpaduan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal dibandingkan hanya menggunakan kompos saja.Adapun teknik aplikasi Trichoderma sp. dapat dilakukan sejak tanaman berada di persemaian dengan mencampur cendawan, tanah dan pupuk kompos perbandingan 1:2:1. Sementara itu, di lahan atau lapang, dosis cendawan yang diberikan 10-20 gram per lubang tanam atau sebanyak 140 kg per hektar, tergantung pada kondisi tanaman di lapang.Perbanyakan dan pemasyarakatan Agens Hayati mutlak dilakukan dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat dan petani khususnya untuk bisa mengembangkan Agens Hayati dan menggunakannya dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman.Selain itu memberikan edukasi tentang pengendalian ramah lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan dinamis."Tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan"Salam Sehat!
Isolat Trichoderma dalam media PDA
Perbanyakan dilakukan di dalam encase |
Cendawan Trichoderma sp. yang sudah siap aplikasi |