Kamis, 06 April 2023

Tidur Saat Berpuasa

Hari ini saya ke kantor dengan menumpang mobil teman. Seperti biasa, saya menunggu di Indomaret, sekalian ngadem. Apalagi cuaca di luar panas, walaupun jam masih menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

Sampai di kantor saya mengerjakan beberapa pekerjaan. Tak lama berselang, tiba-tiba rasa kantuk datang menyerang. Akhirnya saya memilih mengobrol dengan teman, dan meninggalkan laptop yang masih menyala demi menghalau rasa kantuk.

Teman yang saya ajak ngobrol pun mengantuk. Teman meminta saya untuk tidur saja di Musala kantor. Tapi saya menolak. Akhirnya kami pun lanjut mengobrol. 

Membahas masalah tidur dengan teman, saya jadi ingat hadis yang sangat populer di bulan puasa, tentang tidurnya orang berpuasa. Saya pun googling demi mendapatkan penjelasan yang lebih akurat.

"Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni." Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi. Menurut para kebanyakan muhaddits bahwa status hadis ini adalah hadis maudhu' (palsu). 

Walaupun di dalam kandungan hadis ada beberapa yang sesuai dengan hadis-hadis yang shahih, diantaranya masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Makna hadis di atas bisa jadi benar,jika niatnya benar. Kalau tidurnya dalam rangka menghindari perbuatan yang sia-sia atau maksiat , maka bisa jadi ibadah. Tapi kalau tidurnya hanya untuk menghilangkan rasa kesusahan, mengulur waktu agar tidak merasa lapar, itu namanya menyia-nyiakan. Jadi, muslim yang berpuasa di bulan ramadan tetap dibolehkan tidur dengan secukupnya.

Oleh karena itu, tindakan orang-orang yang banyak tidur di tengah hari apalagi sepanjang hari pada bulan ramadan, dengan alasan tidur adalah ibadah, jelas tidak ada dasarnya. 

Dengan demikian, di bulan ramadan ini lebih baik melakukan aktivitas yang bermanfaat. Selain beribadah, bekerja dengan produktif juga menjadi salah satu ibadah di bulan ramadan.

Wallahu A'alam bish-shawab.

Saya kembali ke ruangan, melanjutkan menyelesaikan beberapa pekerjaan. 

Dan kembali merenungi penjelasan yang sudah saya dapatkan. Sebisa mungkin saya akan berusaha memaksimalkan ibadah di bulan ramadan ini. Selain untuk meraih pahala, semoga bisa membentuk habit baru setelah puasa berakhir. 

Minggu, 02 April 2023

Kegiatan Akhir Pekan

Alhamdulillah, hari ini masih diberi kesehatan dan semangat untuk menjalankan ibadah puasa. Sudah memasuki hari ke 11 di bulan ramadan. Semoga bisa bertambah amalan di sisa-sisa ramadan ini.

Tadi subuh, setelah selesai aktivitas ibadah, saya lanjut mengisi weekend dengan membersihkan rumput-rumput liar di halaman depan rumah yang sudah tinggi. Kalau tidak segera dibersihkan, lama-lama halaman berubah menjadi seperti hutan. 

Satu jam berlalu, akhirnya selesai juga membersihkan halaman, dengan menghasilkan tiga kantong plastik besar rerumputan dan sampah dedaunan.

Saya mengusap peluh yang menetes di balik jilbab. Di tangan juga sudah ada beberapa rimpang kunyit yang saya panen dari sudut halaman. Terasa capai, tapi itu tak seberapa, yang penting halaman kembali bersih dan enak dipandang mata. 

Sambil berharap, semoga cepat diberikan rezeki, bisa 'menyulap' halaman rumah menjadi ruang tamu terbuka. Bahkan, saya sudah menyimpan gambar berbagai model ruang tamu terbuka minimalis. Siapa tahu, tiba-tiba ada rezeki nomplok, saya sudah punya persiapan berbagai model ruang tamu terbuka, Aamiin.  

Pak Suami nanti bisa bebas menerima kedatangan teman-temannya yang kebanyakan perokok. Dan saya juga akan terbebas dari pekerjaan cabut-mencabut  rumput, hehehe...

Semoga di bulan penuh berkah ini, segala impian dan harapan terkabul, Aamiin. 

Sabtu, 01 April 2023

Kue Kering Spesial Lebaran

Tak terasa sudah memasuki hari ke 10 ramadan. Tadi sempat buka-buka sosmed, sudah banyak berseliweran postingan kue-kue kering lebaran. Sebenarnya dari kemarin-kemarin juga sudah banyak. Walaupun lebaran masih hitungan pekan, ternyata penjual kue kering sudah mulai banjir pesanan. 

Saya masih asyik melihat postingan jenis kue kering beserta harganya. Ada nastar (ini kesukaan banget), kastangel (ini juga), putri salju, sagu keju, aneka cookies coklat, kue kurma, kacang bawang (ini bikin ga berhenti makan), stik coklat dan lain-lain. Lho kok ...

Aduh, batin saya menjerit. Jadi ingat tahun-tahun lalu, kalau beli kue lebaran pasti habisnya masuk ke perut sendiri, bukan untuk tamu. Bagaimana mau punya tamu, pada saat lebaran kan semua mudik ke kampung halaman masing-masing.

Setelah mudik, sudah pasti kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing. Silaturahim-nya biasa pada saat bertemu kembali di kantor atau pada saat acara halal bihalal. Kalau kue masih banyak di rumah, ya di bawa ke kantor untuk dimakan bareng. 

Tapi kalau saya jangan ditanya, kue pasti habis saya makan sendiri, hehehe..Semuanya enak-enak sih, sudah ga peduli lagi dengan kalori tinggi. 

Jadi, sekarang malah berpikir, beli kue kering atau tidak.

Kalau beli kue kering dan kondisinya masih sama seperti tahun lalu (ngemilnya kalap), berarti puasa ramadan belum mampu membuat saya sadar. Belum bisa menahan atau mengendalikan diri dari keinginan dan kesenangan sesaat. Karena yang enak belum tentu baik. Kue kering memang enak sekali, tapi kalau dimakan tanpa henti, penyakit juga mengintai. Minimal, kalau banyak makan kue kering, porsi lemak di tubuh juga makin meningkat karena tinggi kalori, hehehe...

Tapi, setelah dipikir-pikir, saya akan tetap membeli kue kering untuk lebaran nanti. Semoga tidak kemaruk nanti pada saat ngemil.

Tahan...tahan...tahan...

***

Puasa adalah 'Menahan'

Tadi sore, masakan untuk buka puasa sudah siap semua. Ada sayur gulai kacang panjang, tempe goreng tepung, dan ikan balado. 

Untuk menu buka puasa ada es buah. Buah yang ada hanya pepaya. Bahan lainnya ada nutrijel rasa melon dan cincau. Tak lupa, ditambah nata de coco (kesukaan Salsa), sagu mutiara, dan biji selasih. Membuat es buah sendiri hasilnya bisa lebih banyak dan bebas mau pakai bahan apa saja.

Saat menjelang sore, Salsa pasti semangat menyiapkan dan mengolah es buah. Dimulai dari memotong nutrijel dan buah pepaya dalam bentuk dadu. Semua bahan yang sudah disiapkan,  dipindahkan ke wadah yang lebih besar. Tinggal menambahkan air, susu kental manis-kadang juga saya memakai susu full cream-, dan sirup DHT. Hhmm...segar!

Sebenarnya, pada saat puasa tidak mengubah menu keseharian di keluarga saya. Masakan yang saya masak seperti biasa saja. Hanya, menu seperti es buah, pisang ijo dan jalang kote (pastel) adalah menu yang lebih sering dikonsumsi pada saat buka puasa. 

Apalagi saat ini Salsa sudah full puasa, es buah adalah menu andalannya, tak boleh terlewat, hehehe... 

Kalau pisang ijo atau kue-kue menurut saya lebih praktis beli diluar, tidak perlu repot, banyak penjual takjil di luar.

Di bulan puasa ini, saya berusaha untuk tidak kalap membeli takjil. Membeli takjil dan memasak harus memperhatikan kebutuhan anggota keluarga. Diperkirakan akan habis dimakan, jadi tidak ada yang tersisa.

Sesuai dengan salah satu esensi puasa itu sendiri adalah 'menahan'. Tentunya bisa menahan dari tindakan berlebih-lebihan terhadap makanan. Jadi bukan sekedar sensasi berpuasa. 
 
Intinya, saya harus sadar sepenuhnya akan makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga tidak ada makanan yang sia-sia dan berakhir di tempat sampah. 

Dengan demikian, tindakan seperti ini bisa mengurangi sampah rumah tangga yang ada di rumah.

Saya jadi ingat anjuran Rasulullah tentang aturan 1/3 porsi makanan yang tertera pada hadis berikut:

"Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk pernafasan." ( HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban). 

Dari hadis tersebut mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan. 

Hal ini menjadi cambuk bagi saya, untuk bisa mengontrol hasrat makan banyak dan kekenyangan. Kalau tidak bisa ditahan, puasa bukannya lebih sehat, yang ada malah badan 'membengkak', esensi puasa hilang dan gagal mengendalikan hawa nafsu. 


Mamuju, 28 Maret 2023





Instalasi Hidroponik #Ramadhan Journey

Instalasi Hidroponik milik kak Ama di Kabupaten Majene Tiga hari yang lalu, sebelum pulang ke Mamuju, saya menyempatkan berkunju...