Punya beberapa lipstick rasanya belum tentu bikin hati puas, ya.
Saya termasuk tipe orang yang suka banget coba-coba lipstik baru. Tapi anehnya,
sering kali setelah beli dan sudah berharap banyak, hasil akhirnya malah zonk.
Padahal sebelum membeli sudah pasti riset dulu: baca review, cari swatch di
Google atau pinterest, sampai nonton video dari beauty influencer favorit.
Saya jatuh cinta sama warna ini sejak melihat dosen pembimbing
saya waktu kuliah dulu. Beliau selalu tampil dengan lipstik nude yang elegan
banget di wajahnya. Kulitnya putih bersih, wajahnya kalem, dan lipstik nude itu
benar-benar menyatu. Sejak saat itu, saya langsung suka dan mikir, "Oke,
kalua nanti aku kerja, aku harus punya
warna kayak gitu!"
Tapi ya, hidup tak selalu sesuai rencana. Setelah mencoba
beberapa lipstik nude, ternyata hasilnya di saya malah bikin sedih. Wajah saya
jadi pucat banget. Bukannya kelihatan natural dan fresh, saya malah terlihat
seperti orang habis opname atau baru sembuh dari tipes. Serius. Bahkan pernah
ada yang bilang langsung ke saya, “Sakit ya?”.
Dari situ saya belajar satu hal penting: lipstik bukan cuma soal
warna yang kita suka, tapi juga soal cocok-cocokan. Apa yang terlihat bagus di
orang lain, belum tentu klik di wajah kita. Kadang kita harus jujur: mungkin
warna nude bukan jodoh saya atau mungkin saya belum ketemu nude yang
tepat.
Tapi jangan khawatir, pencarian belum selesai. Dunia
per-lipstik-an masih luas. Kalau si nude belum cocok sekarang, siapa tahu nanti
ketemu yang pas dan bikin wajah saya kelihatan jadi segar dan tampak fresh. Semoga
suatu saat saya berjodoh dengan lipstik warna nude.
Mamuju, 31 Juli 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar